Tentang Dilan: Halo Nak, ini Buna.




Bahwa hidup bukanlah sebuah kompetisi dan apa-apa pencapaian di dalamnya, bukan untuk diperbandingkan dengan apa yang diraih orang lain. Dilan harus tau ini ya, Nak. 

Jauh-jauh hari sebelum menikah, Abby selalu menekankan prinsip hidupnya kepada Buna. Kami berasal dari dua keluarga yang berbeda. Dua budaya yang berbeda. Dan dua cara hidup dari rizki yang berbeda. Hingga untuk menyatu dalam sebuah rumah tangga, ada banyak hal yang perlu disesuaikan. 

“Bahwa apa yang orang lain punya, kita tidak harus punya.”

Sebuah prinsip hidup penuh kesederhanaan dari keluarganya yang Buna masih coba pahami dan resapi sampai kini. Adalah sulit, saat prinsip hidup yang selama ini kamu pegang, adalah “Kalau orang lain bisa, kenapa kita nggak?”

Tentang rejeki, yang sampai kini pun masih dengan lafazh hamdallah, kami mensyukurinya. Tidak banyak, tetapi cukup. Walau sedikit, tapi tak membuat kami harus berhutang. 

Lalu, kamu datang. 


Biasanya, datang bulan Buna selalu datang tepat waktu. Maju sekitar 3-4 hari dari tanggal di bulan lalu. Awalnya Buna sanksi kalau ada kamu di rahim ini. Karena awal menikah kemarin pun, satu bulan awal datang bulan Buna juga telat datangnya, tapi negatif hasil testpacknya. Akhirnya setelah menunggu lebih dari 3 hari, Buna coba beranikan diri, beli testpack di apotek dalam perjalanan pulang. Diam-diam. Dan muncul garis samar-samar disitu. 

Nak, itu adalah hari yang paling membahagiakan dalam hidup Buna. Menangis dalam himpitan kecemasan, kebahagiaan dan rasa yang tak terdefinisikan. Akhirnya yang kami tunggu-tunggu telah datang. Ada kamu yang sedang berkembang. 

Lalu Buna cerita ke Abby. Abby awalnya sangsi dan gak percaya, Nak.
Bahkan bertanya apakah Buna yang menggaris sendiri garis samar-samar itu. Konyol memang, Nak. Tapi itu bentuk kebahagiaan Abby sebelum akhirnya ia memeluk Buna erat dan berkata, “Aku mau jadi ayah!”

Dan terharulah kami berdua, tanpa perduli tentang bagaimana menyusun hidup ke depannya dengan kamu di rahim Buna. Kami percaya, rejeki setiap anak, sudah Allah atur bagaimana jalan turunnya, dan kami hanya harus berusaha dan bertawakkal untuk mendapatkannya. Dan kamu memang rejeki Tuhan yang luar biasa. 

Yang jelas, kamu yang kami nanti-nantikan telah hadir. Allah telah jawab doa kami, dan sebisa mungkin, kami jaga kamu sampai kita bertemu nanti, Nak. 



Sehat-sehat ya, Nak.




Abby Buna, sayang kamu.


No comments:

Terima kasih sudah singgah. Tak perlu segan untuk menyanggah atau memberi tanggapan atas pikiran yang tercurah. Kalau ada yang ingin ditanyakan atau mengganggu pikiran bisa kirim DM ke @celoteholic ya!

Powered by Blogger.