BERASAN +17 : VENDOR GEDUNG PERNIKAHAN DI BANDAR LAMPUNG (GEDUNG MANDALA)




Kamu pernah ngerasain nggak, rasa cemas luar biasa saat berada di antara rancangan rencana sebuah perhelatan besar yang akan mengubah hidupmu kedepannya?

Saya sedang merasakannya.

Bahwa merencanakan pernikahan itu bukan sekedar mencari siapa pasangannya, dimana tempatnya, dan kapan tanggal ijab qabulnya.

Ini tentang dua keluarga yang berbeda budaya dan cara hidupnya, dan keduanya harus menelan ego untuk tidak saling mementingkan kepentingannya sendiri demi sebuah keluarga kecil yang akan dibentuk nantinya, penerus keturunan mereka, pemegang trah jalur darah mereka.

Ini tentang menyatukan dua keluarga yang saya pastikan, siapapun yang mengalaminya pasti pernah menghela nafas panjang, lelah disini.

Tidak ada rencana baik yang berlangsung mulus.
Tidak ada niatan ibadah yang tidak diganggu oleh si penghuni abadi dasar neraka.

Mengutip sebuah paragraf penuh makna dari akun motivasi di instagram….

"Jodoh itu seringkali begitu dekat, tapi iblis juga tak kalah dekat. Ia bahkan hadir di pelaminan, agar ijab-qabul urung terjadi. Ia meniupkan ragu agar nikah tak pernah mudah.

Nikah itu bernilai setengah agama, dan iblis tau persis itu dengan sepenuh geram. Ia gelapkan mata para lajang, agar hati itu tak pernah sadar bahwa sang jodoh telah lama menanti persis di tulang rusuknya sendiri."

Bahwa keberadaan mantan penghuni surga itu benar adanya.

Sampai pernah terlintas di fikiran ini, apakah sesusah ini menghalalkan hubungan yang Tuhan takdirkan untuk bertemu? Haruskah melewati segala macam perdebatan dan menelan segala kekesalan hanya karena menjaga banyak hati yang harus dituakan?

Bukan mudah menyatukan isi dari dua kepala. Terlebih isi dari kepala dua keluarga.

Kadang pendapat A bertemu B, lalu stuck membuat jeda yang lama, sampai keduanya mengalah dan menghasilkan keputusan Z.

Kadang nada do dan fa menjadi tak seirama ketika lagunya butuh tangga nada yang berurutan letaknya.

Lelah? Pastinya. Sampai khilaf diri ini berkata di dalam hati, apa aku harus berhenti saja?


Walau masih ada begitu banyak perdebatan yang diredam oleh cara masing-masing 'perwakilan' menyampaikan, satu persatu hambatan sudah mulai bisa disingkirkan.
Sudah ada lubang cahaya dari lorong yang gelap menujunya.

Tepat di tanggal 10 April 2016 kemarin, gedung sudah di-booking dengan tanggal yang kami tentukan dari sejak 28 Maret 2016. Pada tanggal sekian dan alhamdulillah memang ada tempat dan waktunya.
Ibu yg dengan sabar meladenin hajat besar anak pertamanya,
walau yang punya hajat masih melanglang buana di kota orang


Lalu masalah datang ketika Ayah bertanya kepada Nenek perihal tanggal.
Nenek bersikeras menggantinya dengan memajukan tanggal. Panik. Karena harus mereschedule gedung, dekor, dan catering. Dan terlebih lagi jadwal cuti sang calon suami.

Oh Tuhan, haruskah sesulit ini? Sampai panik sendiri isi kepala mengangkat telepon yang tak hentinya berdering di tanggal 12 April kemarin. Serasa ingin meledakkan kepala sendiri.

Untungnya, Tuhan tak salah memilihkanku calon suami.
Seseorang yang sangat amat sabar menghadapi kecepatanku dalam menaikkan emosi dan kehebatanku dalam mengobrak-abrik pikiran sendiri.

Bahwa semua bisa dibicarakan, bahwa semua bisa diselesaikan.
Bahwa niat baik selalu memiliki jalan.
Bahwa pada akhirnya pun, ia masih tetap bertahan dan bersikeras menjadikanku masa depan.

Kadang ada begitu banyak rancangan rencana perjalanan yang belumlah dimulai, sudah ingin membuatku berhenti.

Tapi toh…. Tuhan selalu menunjukkan jalan.

Gedung akhirnya bisa disewa pada tanggal yang ditetapkan nenek. Begitu juga dekor dan cateringnya.


Ibu Kanjeng penyelamat :)


Setidaknya sekarang aku bisa bernafas lega.

Entah, kejutan apa lagi yang menanti disana.


UPDATED:

Saya pakai gedung Mandala di Gang PU sebagai venue. Karena berdasarkan pertimbangan lebih dekat ke kota dan saya yang pribadi nggak terlalu sreg dengan 2 pilihan gedung lainnya yang bisa menampung 1000 undangan (sekitar 2000 orang).


Berikut ada beberapa peraturan yang wajib dipenuhi oleh penyewa gedung dari Mandala, silahkan simpan jika berkenan. Ini per tanggal 20 April 2016 ya, kalau naik tiap tahun, yang mungkin ga terlalu besar kenaikannya.







 Di Mandala, tarif yang ditentukan untuk penggunaan gedung di siang hari adalah 29 juta rupiah, dengan beberapa fasilitas yang didapatkan. Kalaupun memang ternyata disana penuh, bisa cari alternatif di gedung Balai Krakatau yang nyaris sama, tapi berbeda lokasinya.





Loh? Gedung Bagas Raya kok nggak ada? Karena ayah saya pribadi gak mau disitu, terlalu padat lalu lintasnya, karena terletak di jalur lintas Sumatra.

Jadi, saya memang gak survey kesana, walau sekali duakali pernah datang untuk menghadiri acara resepsi teman. 

Semoga apa yang ada di postingan ini membantu ya teman. Selamat menuju halal dan berniat baik, Allah pasti mudahkan.

"Allahumma maalikal mulki tu'tiilmulka man tasyaa', watanzi'ul mulka mimman tasyaa'.Wa tu'izzu man tasyaa', wa tudzillu man tasyaa' biyadikal khoir, innaka 'ala kulli syai-in qodiir. Rohmanuddunyaa wal aakhirah,tu'tiihumaa man tasyaa' wa tamna'u minhumaa man tasyaa' irhamniy rohmatan tughniiniy bihaa 'an rohmati man siwaaka.

Ya Allah,yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan  kepada orng yang Engkau kehendaki, dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki.Engkau muliakan orang yang engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang engkau kehendaki.Ditangan Mu-lah segala kebajikan.Sesungguhnya engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.Engkau Pengasih dunia dan akhirat.Engkau berikan keduanya kepada orng yang engkau kehendaki, dan engkau boikot keduanya dari orng yang engkau kehendaki.Kasihilah aku rahmat yang membuatku tidak lagi memerlukan rahmat lain selain rahmat-Mu.

(HR.Thabrani)


===========================

Updated:

Ini penampakan gedung saat acara kemarin




No comments:

Terima kasih sudah singgah. Tak perlu segan untuk menyanggah atau memberi tanggapan atas pikiran yang tercurah. Kalau ada yang ingin ditanyakan atau mengganggu pikiran bisa kirim DM ke @celoteholic ya!

Powered by Blogger.