JATUH ITU SAKIT


Entah sudah sejak kapan aku pastikan aku menjadi pengagumnya. Pengagum seorang wanita yang bahkan namaku pun tak dikenalnya.

Melewatiku pun, hanya sebatas keasingan semata, padahal tak lepas mata ini memandangnya.

Aku terlalu cepat bersuka cita saat berkenalan dengannya dulu…

Aku, Fatih, ternyata tak semenarik itu untuk bertahan di ingatannya. Ia melihatku layaknya melihat tiang. Ada tapi tak ada. Padahal senyum ini sudah kupersiapkan semanis mungkin untuk menyapanya.

Tapi untunglah, mungkin jika ia membalas senyumku, rasa suka ini bisa bertambah lagi dan lagi, tanpa aku pungkiri.

Aku seperti pungguk merindukan bulan.

Merindukan matahari mungkin. Merindukan seseorang yang tidak menyadari keberadaanku, sapaanku, bahkan usaha-usahaku untuk memulai obrolan dengannya melalui messenger saat itu. Sehari, dua hari, tiga hari hanya tercontreng 'D' tanpa pernah berubah R. Kadang memang dibaca dan dibalas, tapi lebih seringnya tidak.

Sampai aku mengerti bahwa cinta itu selalu diawali dengan JATUH.
Karena saat kita sudah memberi cinta, kita harus siap untuk merasakan sakit karena jatuhnya.

Terlebih saat kamu bukan siapa-siapa, dan saat bukan kamu yang dipilihnya.

Ini bukan lagi rasa sesak yang ada.
Aku melihatnya dibonceng Kak Reza untuk diantar pulang berdua.
Aku melihatnya datang semobil berdua dengan kak Reza
Aku ada disana saat ia pun menjadi makmum perempuan dimana Kak Reza yang menjadi imam dengan Ar-Rahman yang ia bacakan.


Ini bukan lagi rasa sesak di dada. Aku terjatuh dan rasanya sakit.






Fatih & Fera dalam potongan puzzle ke-4

No comments:

Terima kasih sudah singgah. Tak perlu segan untuk menyanggah atau memberi tanggapan atas pikiran yang tercurah. Kalau ada yang ingin ditanyakan atau mengganggu pikiran bisa kirim DM ke @celoteholic ya!

Powered by Blogger.