Ah, cuma mitos... 'Katanya'...

Jum'at, 20 Oktober 2017
 
Tepat 10 hari setelah melahirkan, ibu saya datang kembali untuk menengok cucu pertamanya, kali ini datangnya bersama ayah, sang kakek. Disini saya mulai merasa panik dalam mengurus anak. Bukan karena kerepotan, justru seluruh beban rumah tangga di ambil alih oleh ibu. Memasak, mencuci baju Dilan, baju kami, menggosok, mencuci piring, menyapu, mengepel, nyaris semuanya, ibu yang turun tangan.

Terbantu? Sangat.

Lalu?

Semua mitos dan "katanya-katanya" yang masih melekat erat di pikiran Ibu bikin saya jadi terkekang karena sangat bertentangandengan pemikiran saya sendiri. Banyak sekali larangan yang saya pikir nonsense untuk dipatuhi, tapi toh tetap saya lakukan untuk menghindari perdebatan; saya sudah terlalu sakit ditampar kenyataan bahwa melahirkan itu tidak mudah, dan tidak membantah ibu, adalah satu-satunya hal yang ingin saya lakukan seumur di sisa hidup saya.

Disini bakal saya jabarin ya, sebagai pengingat juga, kalau-kalau ternyata di masa depan, ternyata saya jadi Ibu yang juga banyak 'katanya'. Tapi bedanya, pake bukti video, foto, jurnal dan postingan di media maya. Hahahaha, lebay.

Katanya yang pertama nih: 
Saya gak dibolehin keluar selama 40 hari. Dilan juga nggak boleh. Pokoknya tempat teraman itu di rumah. Walau hanya ketemu tembok lagi-tembok lagi, tapi agar terhindar dari para makhluk pemburu 'wangi' yang masih tercium dari kami selama 40 hari, Ibu melarang keras anak dan cucunya ini keluar rumah. Kecuali untuk alasan penting dan urgent, seperti vaksinasi.

PS: Yah walaupun pada kenyataannya, seminggu setelah Dilan lahir, saya nonton ke bioskop bareng suami dan Dilan dititip ke ibu mertua, dan seminggu setelah ibu pulang, kami bawa Dilan untuk belanja bulanan dengan pengamanan ekstra. 

Katanya yang kedua:
Jadi, disaat kedatangannya ke rumah kontrakan kami, ibu datang membawa jamu satu kaleng yang besarnya setengah dari kaleng Khong Ghuan. Memaksa saya menggunakannya setiap pagi dan sore hari. Ada berapa jenis? Banyak. Yang saya ingat, ada yang diminum, dioles di kening, dibalur di perut, dan itu dilakukan tiap pagi dan sore hari. Setiap hari (selama ibu ada di rumah). Dan bukan perkara mudah untuk menahan grundel-grundel kesel saat remahan jamu yang mengering di pelipis, perut dan kadang dioles di betis itu jatuh mengotori lantai, kasur, bantal, dan sebagainya. Hhh...

Katanya yang ketiga:
Ibu membedong Dilan dengan sangat kencang dan meluruskan kakinya. Disitu saya pengen teriak tapi saya tahan. Literatur terbaru mengatakan hal itu dilarang. Sementara kepercayaan yang ibu pegang masih berupa: 'kaki anak yang gak dibedong kenceng itu bisa bengkok pas sudah besarnya.' Dan pelan-pelan tiap Dilan tidur, dan ibu tak lihat, saya coba kendorkan simpul bedongnya agar kakinya bisa sedikit leluasa. Gak lupa, ibu bilang, bedong bayi harus sampai umur 40 hari.

Katanya yang ke-empat:
Ibu protes dengan keputusan saya untuk menggunakan diapers. Sementara dulu, untuk ketiga anaknya, ibu hanya menggunakan popok dan bedong, yang sehari bisa ganti sampai 6-12 kali karena pipis dan pup bayi tidak terprediksi. Disini saya berargumen, kalau sehari bisa habis selusin popok, harus punya stok berapa untuk seminggu? Sementara yang mencuci masih ngandelin ayahnya bayi atau bahkan saya. Katanya yang ke-lima:
Ibu juga protes dengan penggunaan kapas dan tisu basah untuk membersihkan bekas pup Dilan. Katanya gak higienis. Harus pakai air hangat dan handuk kecil. Disini juga saya berargumen dan menang. Apa
harus ngerebus air dulu baru ganti diapers yang baru, sementara bayi udah rewel karena gak nyaman?
Katanya yang ke-enam:
Ibu melarang saya untuk makan makanan yang pedas ataupun makan sembarangan, takut Dilan gak suka dengan rasa ASI yang katanya bakal berubah-ubah menurut dengan apa yang dimakan ibunya. Katanya yang ke-tujuh:
Ibu juga melarang saya mencuci baju Dilan malam-malam, karena nanti Dilan bisa mengigil.

Katanya yang ke-delapan:
Ibu bilang, kalau hujan turun, baju di jemuran harus cepat diangkat, kalau tidak, Dilan bisa demam.Katanya yang ke-sembilan:
Ibu juga bilang, kalau bayi itu harus mandi pagi dibawah jam 8 pagi dan mandi sore di bawah jam 4 sore. Hal ini juga berlaku untuk ibunya bayi. Ntah apa dalilnya.Katanya yang ke-sepuluh:
Ibu memaksa saya memakai gurita ibu dan bengkung. Yes, gurita yang berbahan dasar karet itu rupanya seperti korset tapi terbelah-belah menjadi 3 bagian, kanan dan kiri. Cara pasangnya direkatkan, bukan dililit. Dan itu kalau dipakai, bisa menahan sisa perut yang menggelambir paska hamil. Tapi sakitnya luar biasa saat lipatannya menekan bekas jahitan operasi caesar. Dan sangat tidak mungkin untuk tidak terlipat, apalagi aktivitas ibu baru ini adalah tidur-duduk-berdiri-gendong bayi-repeat. Belum lagi susahnya saat ke kamar mandi. Bisa 15 menit sendiri ngurusin gurita doang. 



Dan bengkung.
Dulu, waktu liat foto Andien yang make bengkung saya pernah ngebatin, keren amat, nanti kalo ngelahirin mau juga lah pake bengkung begini, biar perut cepet ngecil.
Faktanya? Bodo' amat. Repot banget hidup gua ngurusin lilit-lilit kaen 10 meter di perut doang yang bikin susah pipis, pup dan harus bolak balik lilit tiap pagi dan sore tanpa ada yang bantuin make.

Cara pakai bengkung yang ibu saya ajarkan, persis seperti cara pakai bengkung yang Andien pamerkan dan dapat ratusan ribu like di instagram. Saya sudah cukup puas dengan memamerkan sekali pemakaian di igstory dan kiriman foto kepada ibu melalui Whatsapp. Bahwa bengkung 10 meter yang ia beli dengan cara nitip ke tukang sayur keliling di komplek rumah saya, tidak sia-sia. Tetep kepake kok sama saya. Walau cuma 2 kali lalu menyerah.
Katanya yang ke-sebelas:
Dan yang lebih gilanya lagi, Ibu ngelarang saya untuk tidur di pagi hari setelah malamnya begadang jagain bayi. Ibu bilang, kalau tidur pagi itu tidak baik, bisa bikin sel darah putih naik ke otak. Sementara nyaris semua akun panduan ibu di instagram bilang 'Tidurlah saat bayi tertidur'. Gak peduli mau pagi, siang, sore, malam, selagi ada waktu untuk tertidur, tidurlah. Karena mereka tau, tidur 6 jam tanpa putus itu adalah nikmat terhaqiqi yang sangat dinanti oleh para ibu baru. Jadilah, selama ibu di rumah, saya menahan kantuk yang kadang disertai dengan sakit kepala karena tak ingin ibu mengomel melihat saya tertidur nyenyak di samping anak.

Tapi terlepas dari itu semua, setiap ibu hanya menginginkan yang terbaik untuk anaknya, kok. Termasuk ibu saya itu. Ibu tau, zaman sudah berubah, dan apa-apa yang katanya tadi, bisa terbantahkan dengan referensi dan literatur yang ada.

Ibu dengan jujurnya bilang, "Zaman sekarang mah udah enak. Kamu mau ngapa-ngapain ada di internet. Mau nanya ini itu bisa langsung ada jawabannya di internet. Beli ini itu juga bisa langsung di internet. Gak kaya zaman dulu..."

Dan saya mendadak jadi mellow, karena langsung kebayang perjuangan ibu jauh lebih susah dari perjuangan saya sekarang untuk menjadi Ibu. Dan semenjak menjadi Ibu, saya baru tau, kalau kata-kata mutiara "Semua ibu hanya ingin yang terbaik untuk anaknya" itu bukan cuma kiasan, tapi bener-bener ada perjuangan dan air mata di baliknya.

Karena tindakan apapun yang seorang Ibu lakukan, tidak akan pernah terlepas satu detik pun dari pikiran tentang bagaimana tindakan tersebut berdampak kepada anaknya.

Maka, benarlah sebuah kutipan yang berkata,
"Setiap anak manusia, dikaruniai hati nurani dari sejak mereka lahir ke dunia, dan dalam 7 tahun di awal hidupnya, nurani tersebut bisa berbicara kepadanya, ibu panggilannya"


Jauh sebelum perihal banyak 'katanya' ini, ibu sudah lebih dulu mengenalkan saya pada kenyataannya kini. 


Tertanda,


Anak sulung yang sekarang punya anak sulung.



Ps: Ada satu 'katanya' ibu yang masih terus saya lakuin sampe sekarang. Ibu berpesan, untuk selalu menggendong atau menjaga bayi saat waktu magrib tiba. Karena saat magrib memang saat setan sedang berkeliaran dimana-mana dan masuk ke rumah-rumah yang tak tertutup pintu dan jendelanya. Alih-alih sains, riwayat nabi yang menyatakan kebenaran katanya kali ini.

No comments:

Terima kasih sudah singgah. Tak perlu segan untuk menyanggah atau memberi tanggapan atas pikiran yang tercurah. Kalau ada yang ingin ditanyakan atau mengganggu pikiran bisa kirim DM ke @celoteholic ya!

Powered by Blogger.