My Knight #1
Hei. Berhentilah membuatku jatuh cinta kepadamu.
Aku sudah cukup repot
dengan segala urusanku saat bayangmu hadir dan dengan begitu saja, mempause
semuanya. Membuat aku menghabiskan hariku hanya dengan memikirkanmu. Ya, kamu
memang terlalu indah untuk kuabaikan. Hanya dengan memutar kenangan bersamamu
saja, aku bisa tersenyum bahagia.
Kamu datang saat aku berusaha tegar dengan keterpatah-hatiannya hatiku.
Yang berusaha tersenyum di depan dia yang menghancurkan mimpiku, sementara
mengusap air mata yang jatuh di bilik toilet. Aku tau, aku bitchy sekali saat itu. Mencoba tertawa dengan guyonan-guyonan
gombal yang kulemparkan kepada sekumpulan kawan-kawanmu yang juga kawanku.
Berharap ia yang menyakitiku melihat, bahwa aku disini baik-baik saja, tanpanya
dan memang tidak perlu ada dia, jika hanya untuk menyakiti saja.
Aku yang tertawa dan kamu yang terjatuh. Setidaknya itu ceritamu
kepadaku. Bahwa senyum dan tawaku, mampu membuatmu menoleh berulang kali,
mengulas senyum yang sama di bibir yang berbeda, ya, kamu jatuh cinta pada
senyumku. Setidaknya, itu ceritamu kepadaku.
Itu hari pertama kita bertemu. Hari pertama kita bertatap mata, hari
pertama aku menyadari bahwa ada makhluk semenarik dirimu. Itu rekaman dari
mataku.
Sementara matamu merekam hal yang berbeda. Kamu bilang, kamu sadar aku
ada sejak 2 bulan yang lalu. Walau terlalu malu untuk sekedar bertegur sapa,
terlebih, bertukar nama dan berkenalan. Maka resmilah, sore itu, aku tau
namamu, dan kamu mengeja namaku.
Perbincangan ringan yang kita lakukan, tawa kecil yang terselip dan aku
yang memang menggodamu, tak kusangka, meninggalkan bekas yang tak terlupa oleh
kamu. Sementara aku, menganggapnya angin lalu. Terlebih, karena kamu, bukan
berada di umur yang menjadi tipe pria-ku. Ya, keterpautan usiamu yang ada di
bawahku menjadi buzzer untukku agar
menganggapmu biasa. Tapi siapa kira, kau mampu taklukan aku dengan perangaimu.
Kedewasaan yang jauh diatas umurmu. Aku kagum padamu.
Aku akui, memang aku yang bitchy
saat itu. Berusaha mengisi kekosongan yang seseorang tinggalkan dengan
caranya yang berantakan. Berusaha menyembuhkan sakit yang kurasa karena dia, dengan cara-cara yang instan.
Karena Mario Teguh pun berkata,
‘Satu-satunya cara menyembuhkan hati yang terluka adalah dengan jatuh cinta lagi...”
,maka aku
memilihmu. Memilih kamu sebagai seseorang yang kuharap mampu, menangkapku saat
aku terjatuh.
Dan benar saja. Apa yang imajiku bayangkan, menjadi kenyataan. Kamu
terjatuh karena senyumku dan aku makin simpati kepadamu. Belum. Aku belum
terjatuh. Karena kali ini, aku lebih menjaga hatiku untuk tidak lagi mudah
kupercayakan pada seseorang. Aku menjaganya dan kamu pun juga. Menjaganya.
Mengetahui bahwa kau pun menjaga hatiku, itu.... entah bagaimana aku
mendefinisikannya, yang jelas, keberadaanmu mulai memasuki alam bawah sadarku.
Semua SMS kamu, semua cerita kamu, semua kepedulian dan perhatian kamu
akan aku...
Aku terlalu takut untuk mengucap cinta, tapi yang jelas, kamu ada dan
terasa.
#catatan_awal_tentang_Abby_dan_Buna
No comments:
Terima kasih sudah singgah. Tak perlu segan untuk menyanggah atau memberi tanggapan atas pikiran yang tercurah. Kalau ada yang ingin ditanyakan atau mengganggu pikiran bisa kirim DM ke @celoteholic ya!